BAB SATU
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pemeriksaan
tanda-tanda vital merupakan suatu cara untuk mendeteksi adanya perubahan sistem
tubuh yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernapasan dan tekanan darah. Tanda vital
mempunyai nilai yang sangat penting pada fungsi tubuh. Tanda
vital dapat terjadi bila tubuh dalam kondisi aktivitas berat atau dalam keadaan sakit dan perubahan
tersebut merupakan indikator adanya gangguan system tubuh
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat
ditentukan rumusan masalah dalam makalah ini seperti:
·
Apa
pengertian dan tujuan dari semua pengukuran tanda-tanda vital?
·
Bagaimana
persiapan dalam pengukuran tanda-tanda vital?
·
Bagaimana
cara pelaksanaan dalam pengukuran tanda-tanda vital?
·
Berapa
nilai normal masing-masing tanda vital?
1.3 Tujuan penulisan
1.
Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas dari Ibu Endah Nur selaku dosen mata kuliah KDPK sebagai
kewajiban mahasiswa dalam menyelesaikan setiap program
mata kuliah yang diberikan.
2.
Tujuan
Khusus
Semoga
makalah ini dapat memberikan pengetahuan tentang tanda-tanda vital terutama
kepada mahasiswa Kebidanan
BAB DUA
TANDA – TANDA VITAL
2.1 PENGUKURAN SUHU
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila.
2.1.1 Tujuan tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui suhu badan pasien untuk menentukan tindakan perawatan.
2.1.2 Persiapan
Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas. Kondisi ini dapat dilihat pada peningkatan metabolisme dan kontraksi otot. Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan secara oral, rektal, dan aksila.
2.1.1 Tujuan tindakan
Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui suhu badan pasien untuk menentukan tindakan perawatan.
2.1.2 Persiapan
a. Persiapan Alat:
1) Termometer bersih dalam tempatnya.
2) Tiga buah botol.
• botol pertama berisi larutan sabun.
• botol kedua berisi larutan desinfektan.
• botol ketiga berisi air bersih.
3) Bengkok (nierbekken).
4) Potongan-potongan kertas atau tissue.
5) Vaselin dalam tempatnya.
6) Buku catatan suhu dan nadi.
7) Peralatan dibawa ke dekat pasien.
1) Termometer bersih dalam tempatnya.
2) Tiga buah botol.
• botol pertama berisi larutan sabun.
• botol kedua berisi larutan desinfektan.
• botol ketiga berisi air bersih.
3) Bengkok (nierbekken).
4) Potongan-potongan kertas atau tissue.
5) Vaselin dalam tempatnya.
6) Buku catatan suhu dan nadi.
7) Peralatan dibawa ke dekat pasien.
b. Persiapan pasien
Pasien diberi penjelasan tentang
hal-hal yang akan dilakukan.
2.1.3 Pelaksanaan
1) Pengukuran suhu pada ketiak
2.1.3 Pelaksanaan
1) Pengukuran suhu pada ketiak
a) Bila perlu lengan baju pasien dibuka
dan ketiaknya harus dikeringkan lebih dahulu.
b) Termometer diperiksa apakah air
raksa tepat pada angka nol, lalu jepitkan dengan reservoarnya tepat ditengah
ketiak, dan lengan pasien dilipatkan di dada.
c) Setelah lima sampai sepuluh menit,
termometer diangkat dan langsung dibaca dengan teliti, kemudian hasilnya
dicatat pada buku.
d) Termometer dicelupkan ke dalam
larutan sabun, dilap dengan potongan kertas atau tissue, kemudian dimasukkan ke
dalam larutan desinfektan, selanjutnya dibersihkan dengan air bersih dan
keringkan.
e) Air raksa diturunkan kembali pada
angka nol, dan thermometer diletakkan pada tempatnya serta siap dipakai untuk
pasien berikutnya.
2)
Pengukuran suhu pada mulut:
a) Untuk tiap pasien harus digunakan
satu thermometer.
b) Termometer diperiksa apakah air
raksa tepat pada angka nol, kemudian ujungnya
sampai batas reservoair
diletakkan dibawah lidah pasien.
c) Mulut dikatupkan selama
tiga sampai lima menit, kemudian termometer diangkat,
dilap dengan kertas langsung
dibaca dengan teliti dan hasilnya langsung dicatat.
d) Peralatan dibersihkan, dibereskan
dan dikembalikan ke tempat semula.
Perhatian:
a)
Sebelum pengukuran suhu, pasien tidak
boleh diberi minuman panas atau dingin.
b)
Selama pengambilan suhu, pasien tidak
boleh bicara.
c)
Dilarang melakukan pengukuran suhu
melalui mulut pada anak-anak atau bayi.
3) Pengukuran suhu pada pelepasan (anus):
a) Setelah diberitahu pasien dimiringkan (posisi Sim).
a) Setelah diberitahu pasien dimiringkan (posisi Sim).
b) Pakaian pasien diturunkan sampai di
bawah bokong.
c) Termometer diperiksa apakah
air raksa tepat pada angka nol, lalu reservoarnya
diolesi vaseline, selanjutnya
dimasukkan melalui pelepasan sampai batas reservoa
air raksa.
d) Posisi
termometer dijaga jangan sampai berubah dengan meletakkan telapak
tangan pada sisi bokong pasien bagian
atas.
e)
Setelah tiga sampai lima menit, termometer diangkat, dilap dengan kertas,
kemudian dibaca dengan teliti dan hasilnya
dicatat.
Perhatian:
a)
Sebelum dan sesudah melaksanakan
prosedur perawatan ini, petugas harus mencuci tangan.
b)
Sebelum dipakai, thermometer diperiksa
apakah dalam keadaan baik dan air raksanya sudah diturunkan sampai batas yang
ditentukan, yaitu:
-
Untuk termometer mulut diturunkan sampai
nol
-
Untuk termometer lainnya diturunkan
sampai angka 34-35 derajat Celcius.
c)
Waktu menurunkan air raksa, thermometer
harus dalam keadaan kering dan jangan sampai menyentuh sesuatu agar tidak
pecah.
d)
Dilarang membersihkan thermometer dengan
air panas.
2.1.4
Pemeliharaan
dan penyimpanan termometer
1) Setelah
dipakai, thermometer segera dibersihkan dengan kertas atau tissue
2) Air
raksa diturunkan sampai batas yang ditentukan
3) Termometer
dicuci dengan sabun, dibilas dengan air, kemudian direndam dalam botol yang
berisi larutan desinfektan dan pada dasar botol.
4) Termometer
mulut harus disimpan dalam keadaan bersih, kering dan bebas hama (steril).
2.1.5 Nilai normal suhu tubuh
Suhu Tubuh (dalam derajat celsius)
3 bulan: 37,5
6 bulan: 37,5
1 tahun: 37,7
3 tahun: 37,2
5 tahun: 37,0
7 tahun: 36,8
9 tahun: 36,7
11 tahun: 36,7
13 tahun: 36,6
Dewasa: 36,4
> 70 tahun: 36,0
6 bulan: 37,5
1 tahun: 37,7
3 tahun: 37,2
5 tahun: 37,0
7 tahun: 36,8
9 tahun: 36,7
11 tahun: 36,7
13 tahun: 36,6
Dewasa: 36,4
> 70 tahun: 36,0
Tabel 2.1.5 Perbandingan suhu berdasarkan
jenis kelamin
Probandus
|
Suhu
(°C)
|
|||||||
Mulut
|
Axila
|
Anus
|
Skrotum
|
|||||
sblm
|
ssdh
|
sblm
|
ssdh
|
sblm
|
ssdh
|
sblm
|
ssdh
|
|
♂
normal
|
34,1
|
34,4
|
35,6
|
36
|
31,8
|
33,95
|
34,65
|
36,25
|
♂
gemuk
|
34,3
|
34,9
|
35,95
|
35,9
|
34,3
|
36,15
|
34,05
|
36,05
|
♂
kurus
|
35,1
|
34,35
|
35,75
|
35,65
|
35,55
|
35,85
|
34,6
|
36,25
|
♂
alkoholik
|
34,15
|
33,6
|
35,65
|
35,55
|
36,3
|
38,3
|
35,75
|
36,35
|
♀
normal
|
33,4
|
32,2
|
35
|
35,1
|
34,1
|
35,1
|
-
|
-
|
♀
sakit
|
33,8
|
32
|
35,7
|
35,5
|
36,7
|
37,1
|
-
|
-
|
♀gemuk
|
34,2
|
33,8
|
35
|
34,1
|
37,2
|
37,6
|
-
|
-
|
♀
kurus
|
34,4
|
32,2
|
35,2
|
34,8
|
35,4
|
36,6
|
-
|
-
|
2.2
MENGHITUNG PERNAFASAN
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran
gas antara mahkluk hidup (organisme) dengan ligkungannya. Oksigen untuk
pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Pengertian menghitung
pernafasan adalah menghitung jumlah pernafasan (inspirasi yang diikuti
ekspirasi) dalam satu menit.
2.2.1 Tujuan
Menghitung jumlah pernafasan dalam
satu menit guna mengetahui keadaan umum
pasien.
2.2.2 Persiapan
1) Persiapan alat:
a) Arloji tangan dengan petunjuk
detik.
b) Buku catatan.
2) Persiapan pasien:
Pasien diberi penjelasan tentang
hal-hal yang akan dilakukan.
2.2.3 Pelaksanaan
1) Penghitungan pernafasan dilakukan
bersamaan dengan pengukuran suhu dan denyut
nadi.
2) Penghitungan dilakukan dalam satu
menit dan hasilnya dicatat.
3) Bila ada kelainan segera laporkan
kepada penanggung jawab ruangan atau yang
bersangkutan.
2.2.4 Nilai normal pernafasan
1) Bayi : 30 - 40 kali per menit
2) Anak : 20 - 50 kali per menit
3) Dewasa : 16 - 24 kali per menit
Tabel 2.2.4
Pola Pernapasan
(Sumber : Joice Engel,1995 )
Pola
pernapasan
|
Deskripsi
|
Dispnea
|
Susah bernapas yang menunjukan adanya retraksi
|
Bradipnea
|
Frekuensi pernapasan lambat yang abnormal, irama
teratur
|
Takipnea
|
Frekuensi pernapasan cepat yang abnormal
|
Hiperpnea
|
Pernapasan cepat dan dangkal
|
Apnea
|
Tidak ada pernapasan
|
Cheyne stokes
|
Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan
periode apnea,umumnya pada bayi selama tidur nyenyak, depresi dan kerusakan
otak.
|
Kusmaul
|
Napas dalam yang abnormal bisa cepat, normal, atau
lambat khususnya pada asidosis metabolik
|
Biot
|
Napas tidak teratur menunjukan adanya kerusakan otak.
|
2.3 MENGHITUNG
DENYUT NADI
Denyut
merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada
beberapa titik denyut misalnya:
4. arteri temporalis pada pelipis.
5. arteri femoralis pada lipatan paha
(selangkangan).
6. arteri dorsalis pedis pada kaki.
7. arteri frontalis pada ubun-ubun bayi.
2.3.1 Tujuan
Mengetahui jumlah denyut nadi dalam satu menit
2.3.2 Persiapan
1)
Persiapan alat:
a)
Arloji tangan dengan penunjuk detik atau dengan polsteller.
b)
Buku catatan suhu dan nadi.
2)
Persiapan pasien:
a)
Pasien diberi penjelasan supaya tenang.
b) Pada waktu pengukuran nadi,
pasien dalam posisi berbaring atau duduk.
2.3.3 Pelaksanaan
1) Menghitung denyut nadi dilakukan bersamaan dengan
pengukuran suhu.
2)
Pada waktu menghitung
denyut nadi, pasien harus benar-benar istirahat dalam
posisi berbaring atau duduk.
3)
Penghitungan dilakukan dengan menempelkan jari telunjuk dan jari tengah diatas
arteri selama setengah menit, dan hasilnya dikalikan dua.
4) Khusus
pada anak-anak penghitungan dilakukan selama satu menit.
5) Hasil
penghitungan dicatat pada buku catatan suhu dan nadi.
Perhatian:
1) Perhatikan isi (volume) denyut nadi,
iramanya teratur atau tidak, dan tekanannya keras atau lemah.
2) Menghitung denyut nadi tidak boleh
dilakukan jika tangan petugas baru saja memegang es.
3) Bila keadaan pasien payah atau bila
diperlukan untuk waktu-waktu tertentu, penghitungan harus dilakukan lebih
sering dan dicatat pada daftar khusus.
4) Bila terjadi perubahan pada denyut
nadi pasien, segera laporkan kepada penanggung jawab ruangan atau dokter yang
bersangkutan.
2.3.4
Nilai normal denyut nadi
Tabel
2.3.4
Frekuensi
nadi normal
(Sumber : Joice Engel,1995 )
Umur
|
Frekuensi Nadi
Rata – rata per menit
|
0 bulan (baru lahir) – 1 bulan
|
130 – 140
kali
|
1 – 6 bulan
|
130 kali
|
6 – 12
bulan
|
120 – 130 kali
|
1 – 2
tahun
|
115 kali
|
2 – 4
tahun
|
105 kali
|
6 – 10
tahun
|
95 kali
|
10 – 14 tahun
|
85 kali
|
14 – 18 tahun
|
82 kali
|
Umur di atas 18 tahun
|
60 -100 kali
|
Usia Lanjut
|
60 -70 kali
|
1) Berdasarkan
jenis kelamin
A.
LAKI-LAKI / PRIA
1.
Sangat Baik
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 60 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 64 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 66 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 68 kali permenit
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 60 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 64 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 66 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 68 kali permenit
2.
Baik
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 60 s/d 69 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 65 s/d 71 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 66 s/d 73 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 68 s/d 75 kali permenit
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 60 s/d 69 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 65 s/d 71 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 66 s/d 73 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 68 s/d 75 kali permenit
3.
Cukup
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 75 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 79 s/d 91 kali permenit
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 75 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Antara 79 s/d 91 kali permenit
4.
Kurang
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 85 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 91 kali permenit
- Umur 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 85 kali permenit
- Umur 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 87 kali permenit
- Umur 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 89 kali permenit
- Umur 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 91 kali permenit
B.
PEREMPUAN / WANITA
1.
Sangat Baik
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 70 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 72 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 74 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 76 kali permenit
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Kurang dari 70 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Kurang dari 72 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Kurang dari 74 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Kurang dari 76 kali permenit
2.
Baik
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 77 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 79 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 81 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 76 s/d 83 kali permenit
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 70 s/d 77 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 72 s/d 79 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 74 s/d 81 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 76 s/d 83 kali permenit
3.
Cukup
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 78 s/d 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 80 s/d 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 82 s/d 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 84 s/d 100 kali permenit
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Antara 78 s/d 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Antara 80 s/d 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Antara 82 s/d 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Antara 84 s/d 100 kali permenit
4.
Kurang
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 100 kali permenit
- Usia 20 s/d 29 Tahun : Lebih dari 94 kali permenit
- Usia 30 s/d 39 Tahun : Lebih dari 96 kali permenit
- Usia 40 s/d 49 Tahun : Lebih dari 98 kali permenit
- Usia 50 Tahun Ke Atas : Lebih dari 100 kali permenit
2. 4 MENGUKUR TEKANAN DARAH
Mengukur tekanan darah melalui
permukaan dinding arteri. Pengkajian
perawat terhadap tekanan darah membantu menentukan keseimbangan beberapa faktor
hemodinamik: curah jantung, tahanan vaskuler perifer, volume darah dan
viskositas dan elastisitas.
2.4.1 Tujuan
Mengetahui tekanan darah pasien.
2.4.2
Persiapan
1) Persiapan alat:
a) Tensimeter
b) Stetoskop
c) Buku catatan
2) Persiapan pasien:
a) Pasien diberi penjelasan
tentang hal-hal yang akan dilakukan.
b) Posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan.
2.4.3 Pelaksanaan
1) Lengan baju dibuka atau digulung.
2) Manset tensimeter dipasang pada lengan
atas dengan pipa karetnya berada
di sisi
luar lengan.
3) Manset dipasang tidak terlalu
kuat atau terlalu longgar.
4) Pompa tensimeter dipasang.
5) Denyut arteri brachialis diraba, lalu
stetoskop ditempatkan pada daerah
tersebut.
6) Sekrup balon karet ditutup,
pengunci air raksa dibuka. Selanjutnya balon dipompa
sampai denyut arteri tidak
terdengar lagi dan air raksa di dalam gelas pipa naik.
7) Sekrup balon
dibuka perlahan-lahan, sehingga
air raksa turun
perlahan-lahan.
Sambil memperhatikan turunnya
air raksa, dengarkan bunyi denyutan pertama.
8) Skala permukaan air raksa pada
waktu terdengar denyutan pertama disebut Systole
(misalnya 120 mm Hg).
9) Dengarkan terus sampai denyutan
yang terakhir. Skala permukaan air raksa pada
waktu denyutan terakhir disebut
tekanan Dyastole (misalnya 80 mm Hg).
10) Pencatatan hasil
dilakukan dengan cara sebagai
berikut: Systole diatas, dan
Dyastole di bawah, misalnya
120/80 dengan satuan mm Hg.
Perhatian:
1) Memasang manset harus tepat diatas
permukaan dinding arteria brachialis.
2) Menempelkan stetoskop jangan terlalu
keras dan penggunaannya harus betul-betul tepat.
3) Sebelum menutup tensimeter, masukkan
dulu air raksa ke dalam reservoarnya, manset dan balon disusun pada tempatnya
untuk mencegah pecahnya tabung air raksa.
4) Pada anak-anak digunakan manset
khusus.
5) Bilamana menggunakan tensimeter
elektronik (battery), penggunaannya sesuaikan dengan petunjuk yang ada secara
tepat dan benar.
2.4.4
Nilai normal tekanan darah
Tabel 2.4.4 a.Jumlah tekanan darah
yang normal berdasarkan usia
Usia
|
Tekanan
Darah
|
Bayi
usia di bawah 1 bulan
Usia
1 - 6 bulan
Usia
6 - 12 bulan
Usia
1 - 4 tahun
Usia
4 - 6 tahun
Usia
6 - 8 tahun
Usia
8 - 10 tahun
Usia
10 - 12 tahun
Usia
12 - 14 tahun
Usia
14 - 16 tahun
Usia
16 tahun ke atas
Usia
lanjut
|
85/15
mmHg
90/60 mmHg
96/65
mmHg
99/65
mmHg
160/60
mmHg
185/60
mmHg
110/60
mmHg
115/60
mmHg
118/60 mmHg
120/65
mmHg
130/75 mmHg
130-139/85-89
mmHg
|
Neonatal
|
1
th – 13 th
|
13
th – 18 th
|
18 th keatas
|
Laki-laki
|
87-105
|
105-124
|
124-136
|
Perempuan
|
16-105
|
105-124
|
124-127
|
Tabel 2.4.4. c.Nilai Normal Tekanan Darah Diastolik
Neonatal
|
1
th – 13 th
|
13
th – 18 th
|
18 th keatas
|
Laki-laki
|
68-69
|
69-79
|
77-84
|
Perempuan
|
60-67
|
67-80
|
78-80
|
BAB
TIGA
PENUTUP
Demikian
makalah ini selesai dibuat, atas kerjasama dan partisipasinya penulis sampaikan
terima kasih. Berdasarkan uraian yang telah penulis jelaskan diatas maka dapat
diambil kesimpulan dan saran yang penulis susun dibawah ini.
3.1
Kesimpulan
Setiap pelaksanaan
pengukuran tanda-tanda vital hendaknya kita mengetahui apa sebenarnya pengertian dari pengukuran
tanda-tanda vital, apa tujuannya, bagaimana cara persiapan alat, pasien, cara
pelaksanaannya serta mengetahui nilai normal dari masing-masing tanda vital
agar mudah dalam menjalani pengukuran.
3.2
Saran
Pengukuran tanda-tanda
vital harus dilaksanakan berdasarkan prosedur yang ada, agar pasien merasa aman
dan nyaman terhadap pelayanan yang diberikan dan petugas kesehatan mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Departemen Kesehatan RI. 1994. Prosedur Perawatan Dasar. Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Jakarta.
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/2104136-tabel-nilai-normal-tekanan-darah/#ixzz289MTds1c
http://dunialovely.blogspot.com/2010/04/tanda-tanda-vital-manusia.html
http://dunialovely.blogspot.com/2010/04/tanda-tanda-vital-manusia.html
onypoenya.files.wordpress.com/2011/03/laporan-fishew-4.doc