Tuesday, March 5, 2013

Rep-repan

Ceritanya semalem tuh abis ngerasain rep-repan pfffttt sebenernya ini bukan yang pertama gw alamin, sebelumnya gw udah cukup sering ngalamin hal ini. kayaknya sih mulai dari awal masuk SMA tapi beberapa kali sering keulang lagi.

Cukup trauma sih kalo abis ngalamin hal ini, saat tidur dan kepingin bangun badan rasanya ga bisa digerakin, ga bisa buka mata dan ga bisa ngomong padahal udah coba teriak sekenceng2nya tp bener2 ga ada suara yang keluar dari mulut dan gerakan tubuh seakan ga bebas serasa ditindih sesuatu, sempet bisa buka mata sedikit tapi ga ada apa2 di deket gw, nah loh? trus gw ini kenapa?

Opini banyak yang menyebutkan rep-repan ini terjadi pada orang yang kecapean, banyak fikiran dan terlalu banyak melakukan kegiatan namun kurang memperhatikan kebutuhan istirahat dan ga sedikit juga yang bilang hidari posisi terlentang saat tidur karena rep-repan biasanya terjadi saat kita tidur terlentang.

Jujur aja sih setiap abis ngalamin hal ini, setelah gw berhasil bangun dari rep-repan pasti gw pindah tempat tidur, entah di kamar bawah atau dimana deh yang penting gw menghindari tempat tadi ya walaupun mlm berikutnya gw tempatin lg tempat itu, awalnya bener2 takut karena sering denger mitos2 yang beredar katanya kita ditindih makhluk halus lah, keadaan wkt tidur lagi ga bersih lah, bla bla bla.

Tapi ada beberapa hal yang gw denger jg, kalo rep-repan itu akibat ketidak-sinkronan otak dan fisik. disaat fisik beristirahat tapi otak masih tetap aktif ingin melakukan kegiatan fisik, maka terjadi kerjasama yang buruk oleh kedua nya, otak memerintah fisik untuk bergerak namun fisik tersebut sedang beristirahat maka terjadi perasaan ingin bangun dari tidur namun tubuh tidak mampu melakukannya dan kita pun merasa seperti setengah sadar ketika hal itu terjadi, dan respon tubuh pun tidak sepenuhnya aktif maka kadang rasanya seperti mimpi.

Intinya sih sebelum tidur biasakan baca doa yang bisa melindungi kita saat tidur karena kita tidak tahu akan terjadi apa saja, kalaupun umur kita hanya sampai pada malam itu setidaknya kita sudah membaca doa untuk keselamatan kita dan juga jaga kebersihan diri sebelum tidur, selain menghindari berbagai kuman yang menempel pada tubuh kita seharian juga memberikan rasa nyaman dalam beristirahat.

apapun penyebab rep-repan yang sebenarnya, fikirkan saja hal positif nya jangan diambil hal-hal negatifnya agar tidak menimbulkan ketakutan yang berlebih hihi

Wassalamualaikum...

Tuesday, February 19, 2013

Kopdar Transmania Jakarta #2

Hello hello sabtu kemarin gw abis ngikutin Kopdar Transmania Jakarta #2 



Ehmm first time ikut kopdar nih, berdua sama tmn kampus gw namanya Laily yak sebenernya kalo ditanya ada background ga sih dari dunia komunikasi atau pertelevisian? sampe kepingin ikut kopdar di TransTv? jawabannya sih ga ada sama sekali hihi gw emang ga ngerti sama sekali dengan dunia pertelevisian beda dong ya sama anak2 jurusan komunikasi yang pastinya ngerti dan excited bgt buat dateng kesini, background gw ya dibidang kesehatan, gw itu Bidan ahahaha tp emang dosa kalo ikut kopdar sama anak2 Transmania? kan engga dosa kan? gw emang tertarik dengan dunia sosial, dimana sering ikut berbagai event, nambah wawasan gw + nambah temen baru deh, pasti "gatel" bgt pengen ikutan ga peduli background nya apaan haha soalnya gw bisa tau banyak hal yg beda dengan ruang lingkup gw yang emang di dunia kesehatan

Dateng disana langsung registrasi di pintu masuk menara bank mega karena kopdar nya emang diadain di gedung bank mega lantai 3, pas dateng keruangan langsung disuruh foto di depan banner transtv setelah itu duduk langsung pembagian kelompok yak gw dapet kelompok Indonesia Mencari Bakat bareng ke 6 orang lainnya dan Alhamdulillah nya kelompok gw asik bingitsssssss

Setelah pembagian kelompok acara dilanjutin dengan penjelasan tentang Transmania dan Trans TV dan pasti nya ada sesi tanya jawab yang bikin kita makin ngerti tentang kegiatan transmania beserta pengetahuan tentang Trans Tv pastinya dong!

Hayo gw yang manaaa? ahaha *ga penting* *cuekin*


Ini setelah pembagian kelompok, IMB bo IMB keliatan punggung nya doang :')

semuanya antusias bgt dengerin banyak info saat kopdar


Hayo masih inget gak nih siapa sih mereka yang berdiri di depan? :p

Setelah semua penjelasan tentang Transmania dan Trans Tv selesai kita mulai  Ishoma dulu nah selesai Ishoma setiap kelompok ditugasin buat bikin Yel-Yel nih cuma dikasih waktu emmm.... 10 menit!
dan dibawah ini foto beberapa kelompok waktu diskusiin yel-yel yang akan dibawakan nih dan pastinya dipandu sama rekan2 duta muda transmania dong ya hihi tapi sayangnya kelompok IMB belum ada fotonya nih :(





Dan tadaaaa!!! ini dia perform kelompok IMB dengan lagu cowboy junior ehmm mentang-mentang bintang tamu IMB malam hari nya tuh cowboy junior yee haha dan uniknya dari kelompok ini, di akhir yel-yel diselingi parodi juri IMB, mulai dari Dedy Corbuzier, Addie MS, Siomah dan Titi Sjuman ahaha gak tau malu emang nih kelompok IMB, tapi gak apa-apa kan ya? gak dosa kan ya? *tetep* mau tau motto kita? "IMB Maju Terussss" wohooo


saat kelompok IMB perform

Kelompok IMB menang yel-yel loh walaupun bukan juara 1 haha


ini apa? apa ini? apa hayo? haha ini pin hadiah karena menang yel-yel, lucu yaa? ;)

 Sekarang waktu nya foto-foto dulu nih di Lobby Gedung Trans Tv bareng temen-temen yang ikut kopdar +  Duta Muda Transmania, yuk dilihat yuk..





Acara kopdar selesai, foto-foto selesai sekarang saat nya kita nonton Indonesia Mencari Bakat secara Live nih di Studio 1 TransTv
Antrian nya penuh juga ya, hmm pasti karena bintang tamu nya nih si cowboy junior, setelah masuk ke studio 1, narsis lagi boleh kan ya? boleh doong

 

Nah ini beberapa foto yang gw shoot waktu IMB berlangsung, cekidot...


 

Nah gimana tuh temen-temen? seru banget kan? nyesel deh kalo ga ikut #KopdarTransmaniaJKT kemarin, gak cuma kita-kita loh yang bisa ikutan, kamu juga bisa ikutan dan ga usah takut ya kalo ga ada temen buat dateng ke Kopdar Transmania, disana nanti kalian juga akan dapet banyak temen dari mana aja jadi ga usah panik dulu! semua nya butuh proses, pelan-pelan saja *loh? haha
FYI bulan depan masih ada Kopdar selanjutnya kok, kalian bisa ikut gabung sama kita-kita
Caranya gimana? gampang! kalian pantengin terus tuh akun Transmania di twitter dan facebook, kalian pasti punya dong ya kedua sosial media tadi? kan katanya kalo ga punya gak gaul hihi
twitter: @transmania
facebook: transmania

jangan lupa follow gw juga dong, biar kenal gitu ceritanya ahihi tetep ye gamau ketinggalan, biar teman ku banyak kakak, aku gak punya temeeeen :( candaaaa haha
twitter: @melathyy
facebook: Melati Asti Lestari

Nb: hampir beberapa foto yang ditampilkan diatas saya ambil dari fanpage transmania dan twitter rekan-rekan duta muda transmania :)

Wassalamualaikum..

Thursday, February 7, 2013

Menstruasi

 
       MENSTRUASI
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi baik FSH-Estrogen atau LH-Progesteron. dan salah satu proses alami seorang perempuan yaitu proses deskuamasi atau meluruhnya dinding rahim bagian dalam (endometrium) yang keluar melalui vagina
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi, pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium  (dinding rahim bagian dalam) yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr/dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg/g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun
   Biasanya pada saat menstruasi wanita memakai pembalut untuk menampung darah yang keluar saat beraktivitas terutama saat tidur agar bokong dan celana tidak basah dan tetap nyaman. Pembalut harus diganti minimal dua kali sehari untuk mencegah agar tidak terjadi infeksi pada vagina atau gangguan-gangguan lainnya.

 DEFINISI MENSTRUASI MENURUT PARA AHLI
Beberapa pengertian menstruasi menurut para ahli dari berbagai sumber yaitu:
1)  Sarwono (2007)  menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.
2)  Prasetyaningtyas (2007)  mendefinisikan haid menurut logat,  haid itu asalnya ialah mengalir, yang dimaksud adalah darah yang keluar dari kemaluan perempuan saat sehat, bukan karena melahirkan anak ataupun robek selaput dara. Definisi klinis dari haid adalah perdarahan secara periodik dan siklis dari rahim disertai pelepasan endometrium.  
3)  Maulana (2008) menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran darah dan sel-sel secara periodik melalui vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.        
4)  Manuaba (2009)  menstruasi adalah situasi pelepasan endometrium dalam bentuk serpihan dan perdarahan akibat pengeluaran hormone estrogen dan progesterone yang turun dan berhenti sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah yang segera diikuti vasodilatasi.
5) Kusmiyati, dkk (2008) menstruasi adalah perdarahan secara periodik dimana darah berasal dari endometrium yang nekrotik.

 FISIOLOGIS SIKLUS MENSTRUASI
     Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memegang peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
     Ovarium menghasilkan hormone steroid, terutama estrogen dan progesterone. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya.
     Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol. Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus.
     Progesterone juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesterone merupakan hormone yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan sekresi progesterone berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormone endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita.
      Menstruasi diserati ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun sampai menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkinkan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada partum umum menstruasi.
     Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitar 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. puncak pendarahannya pada hari ke-2 atau hari ke-3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari.

 ASPEK OVARIUM DALAM SIKLUS MENSTRUASI
    Ovarium mengalami perubahan perubahan dalam besar, bentuk dan posisinya sejak bayi dilahirkan hingga masa tua seorang wanita. Disamping itu terdapat perubahan perubahan yang diakibatkan oleh rangsangan berbagai kelenjar endokrin. Adapun perubahan tersebut dibagi dalam :
a.      Ovarium dalam masa neonatus.
          Pada bayi baru lahir terdapat  ± 400.000 folikel pada kedua ovarium. Diameternya kurang lebih 1 cm,  dan beratnya  sekitar 250 – 350 mg pada waktu lahir. Dalam kortex hampir seluruh oosit terdapat dalam bentuk follikel primordial.
 b.    Ovarium dalam masa anak anak
        Pada masa anak anak ovarium masih belum berfungsi dengan baik. Ovarium sebagian besar terdiri atas kortek yang mengandung banyak follikel primordial. Follikel mulai berkembang akan tetapi tidak pecah dan kemudian mengalami atresia insitu. Hormon hipofise yang diperlukan untuk ovulasi belum berfungsui dengan baik. Pada usia kira kira 9  tahun kadar hormon gonadotropin mulai meningkat, sehingga  produksi estrogen juga meningkat.
               Peningkatan ini menyebabkan perkembangan kelenjar mamma dan alat genital.  Menarche  biasanya terjadi kira kira 2 tahun setelah perubahan tersebut. Usia pubertas bervariasi dan  dipengaruhi oleh faktor genetik sosio ekonomi dan kesehatan dalam beberapa dekade terahir usia menarche  terjadi pada usia yang lebih muda. Dengan ultrasonografi dapat dilihat ukuran follikel antara 2 sampai 15 mm. Oosit pada periode ini sangat aktif berkembang.
 c.      Ovarium dalam masa dewasa/masa reproduksi
       Masa reproduksi dimulai dari masa pubertas pada umur kira kira 12 – 16 tahun dan berlangsung kurang lebih 35 tahun. Pada ovarium terjadi perubahan perubahan, kortek relatif lebih tipis dan mengandung banyak follikel follikel primordial. Follikel primordial tumbuh menjadi besar serta banyak mengalami atresia, biasanya hanya sebuah follikel yang tumbuh terus membentuk ovum dan pecah pada waktu ovulasi.
            Pada awal pubertas germ cell berkurang dari 300.000 sampai 500.000 unit. Selama usia reproduksi yang berkisar antara 35 – 40 tahun, 400 sampai 500 akan mengalami ovulasi. Follikel akan berkurang sampai menjelang menopause dan tinggal beberapa ratus pada saat menopause.
            Kira kira 10 – 15 tahun  sebelum menopause sudah terjadi peningkatan jumlah follikel yang hilang. Ini berhubungan dengan meningkatnya hormon FSH.  Dalam tahun reproduksi, pematangan follikel akibat interaksi antara hipotalamus -pituitari – gonad.
d.   Pertumbuhan Follikel
      Pemasakan follikel primordial terjadi sebagai berikut :
     Mula mula sel sel sekeliling ovum berlipat ganda, kemudian diantara sel-sel ini timbul sebuah rongga yang berisi cairan ialah,  liquor  folliculi. Ovum sendiri terdesak ke pinggir dan terdapat di tengah tumpukan sel yang menonjol ke dalam rongga follikel.
     Tumpukan sel dengan sel telur didalamnya disebut  cumulus oophorus. Antara sel telur dan sel sekitarnya terdapat  zona pelluzida. Sel sel granulosa lainnya yang membatasi ruang follikel disebut  membrane granulosa.
      Dengan tumbuhnya follikel jaringan ovarium sekitar follikel tersebut terdesak keluar dan membentuk 2 lapisan ialah  theca interna yang banyak mengandung  pembuluh darah dan  theca externa yang terdiri dari jaringan ikat yang padat. Follikel yang masak ini disebut  follikel de Graaf .
      Follikel de Graaf menghasilkan estrogen dimana tempat pembuatannya terdapat di  theca interna. Sebelum pubertas follikel de Graaf hanya terdapat pada lapisan dalam dari kortek ovarium dan tetap tinggal dilapisan tersebut. Setelah pubertas juga terbentuk dilapisan luar dari kortek.
      Karena  liquor follikuli terbentuk terus maka tekanan didalam follikel makin tinggi, tetapi untuk terjadinya ovulasi bukan hanya tergantung pada tekanan tinggi tersebut melainkan juga harus mengalami perubahan perubahan nekrobiotik pada permukaan follikel follikel. Pada permukaan ovarium sel sel menjadi tipis hingga pada suatu waktu follikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya  liquor follikuli bersama dengan ovumnya yang dikelilingi oleh sel sel  cumulus oophorus.
     Keluarnya sel telur dari  folikel de Graaf disebut  ovulasi. Setelah ovulasi maka sel sel granulosa dari dinding folikel mengalami perubahan dan mengandung zat warna yang kuning disebut  corpus luteum. Corpus luteum mengeluarkan hormon yang disebut progesterone disamping estrogen. Tergantung apakah terjadi konsepsi (pembuahan) atau tidak, corpus luteum dapat menjadi corpus luteum graviditatum atau  corpus luteum menstruationum.
     Jika terjadi konsepsi, corpus luteum dipelihara oleh hormon Chorion Gonadotropin yang dihasilkan oleh sinsiotrofoblas dari korion.   

 ASPEK ENDOKRIN DALAM SIKLUS MENSTRUASI                   
     Dalam proses terjadinya ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula  tiroidea, glandula supra renalis dan kelenjar kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah hubungan antara  hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hyopothalamic-pituitary-ovarian axis).
Siklus haid (siklus ovarium) normal di bagi menjadi :
1.  Fase follikuler
2.  Fase Luteal
     Tidak lama sesudah haid mulai, pada fase follikuler dini, beberapa follikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya FSH ini disebabkan oleh regresi korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang. Dengan berkembangnya follikel, produksi estrogen meningkat, dan ini menekan produksi FSH. Pada saat ini LH juga meningkat, namun peranannya pada tingkat ini hanya membantu pembuatan estrogen dalam follikel.
     Perkembangan follikel berahir setelah kadar estrogen dalam plasma meninggi. Pada awalnya estrogen meninggi secara berangsur angsur, kemudian dengan cepat mencapi puncaknya.
Ini memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik dan dengan mendadak terjadi puncak pelepasan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus yang mengakibatkan  terjadinya ovulasi.
    LH yang meninggi itu menetap kira kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Dalam beberapa jam setelah LH meningkat, estrogen menurun dan mungkin inilah yang menyebabkan LH menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan perubahan morfologik pada follikel atau mungkin juga akibat umpan balik  negatif yang pendek dari LH terhadap hipotalamus. 
    LH-surge yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi; follikel hendaknya pada tingkat yang matang agar dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya folikel terjadi antara 16 – 24 jam setelah LH-surge. Pada fase luteal, setelah ovulasi sel sel granulasa membesar membentuk vakuola dan bertumpuk pigmen kuning (lutein), follikel menjadi korpus luteum. Vaskularisasi dalam lapisan granulose  juga bertambah dan mencapi puncaknya pada hari 8 – 9 setelah ovulasi .
    Luteinized granulose cells dalam korpus luteum membuat progesterone banyak, dan luteinized theca cells membuat pula estrogen yang banyak sehingga kedua hormon itu meningkat pada fase luteal. Mulai 10 – 12 hari setelah ovulasi korpus luteum mengalami regresi berangsur angsur disertai dengan berkurangnya kapiler kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesterone dan estrogen.
    Masa hidup korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormon gonadotropin. Pada kehamilan hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari  Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang dibuat oleh sinsiotrofoblast.
   Rangsangan ini dimulai pada puncak perkembangan korpus luteum (8 hari pasca ovulasi), waktu  yang tepat untuk mencegah terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9 – 10 minggu kehamilan. Kemudian fungsi ini diambil alih oleh plasenta.

 Siklus endometrium terdiri dari 4 fase :
1.      Fase menstruasi atau deskuamasi
    Pada masa ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai dengan perdarahan. Hanya lapisan tipis yang tinggal yang disebut dengan stratum basale, stadium ini berlangsung 4 hari. Dengan haid itu keluar darah, potongan potongan endometrium dan  lendir dari cervik.
    Darah tidak membeku karena adanya fermen yang mencegah pembekuan darah dan mencairkan potongan potongan mukosa.  Hanya kalau banyak darah keluar maka fermen tersebut tidak mencukupi hingga timbul bekuan bekuan darah dalam darah haid. 
2.      Fase post menstruasi atau stadium regenerasi
    Luka endometrium yang terjadi akibat pelepasan endometrium secara berangsur angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lendir baru yang tumbuh dari sel sel epitel kelenjar endometrium. Pada waktu ini tebal endometrium ± 0,5 mm, stadium sudah mulai waktu stadium menstruasi dan berlangsung ± 4 hari.

3.      Fase intermenstruum atau stadium proliferasi
    Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal  ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14 dari siklus haid. Fase proliferasi dapat dibagi dalam 3 subfase yaitu:
a.       Fase proliferasi dini 
    Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar. Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit.
   Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase proliferasi; sel sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana fase  menstruasi dimana terlihat perubahan perubahan involusi dari  epitel kelenjar yang berbentuk kuboid.
   Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma relatif besar karena sitoplasma relatif sedikit.
b.  Fase proliferasi akhir
      Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan kelenjar  yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat  
4.  Fase pramenstruum atau stadium sekresi
     Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Pada fase ini endometrium kira kira  tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk keluk dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Fase ini dibagi atas :
1. Fase sekresi dini 
Dalam fase ini endometrium lebih  tipis daripada fase sebelumnya karena kehilangan cairan, tebalnya  ± 4 – 5 mm. Pada saat ini dapat dibedakan beberapa lapisan, yaitu :
a.  stratum basale, yaitu lapisan endometrium bagian dalam yang berbatasan   dengan lapisan miometrium. Lapisan ini tidak aktif, kecuali mitosis pada kelenjar.
b.  stratum spongiosum, yaitu lapisan tengah berbentuk anyaman seperti spons. Ini disebabkan oleh banyak kelenjar yang melebar dan berkeluk keluk dan hanya sedikit stroma di antaranya.
c.  stratum kompaktum, yaitu lapisan atas yang padat. Saluran salurankelenjar sempit, lumennya berisi sekret dan stromanya edema.
2.  Fase sekresi lanjut
      Endometrium dalam fase ini tebalnya 5 – 6 mm. Dalam fase ini terdapat peningkatan dari fase sekresi dini , dengan endometrium sangat banyak mengandung pembuluh darah yang berkeluk keluk dan kaya dengan glikogen. Fase ini sangat ideal untuk nutrisi dan perkembangan ovum. Sitoplasma sel sel stroma bertambah.  Sel stroma menjadi sel desidua jika terjadi kehamilan.

 BAGIAN-BAGIAN SIKLUS MENSTRUASI
    Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi yaitu:
 SIKLUS ENDOMENTRIUM
 Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Siklus endomentrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase  yaitu:
a.      Fase menstruasi
      Pada fase ini endomentrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesterone, LH (Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b.     Fase ploriferasi
       Fase ploriferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari njadi setebal ±3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.
c.   Fase sekresi/luteal
     Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi  berikutnya. Pada akhir  fase  sekresi, endometrium sekretorius  yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus.  Endometrium  menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar.
d. Fase iskemi/premenstrual
        Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi. Apabila tidak terjadi pembuahan dan  implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen  dan  progesteron  yang cepat, arteri spiral  menjadi  spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional  terhenti dan terjadi  nekrosis. Lapisan  fungsional  terpisah dari lapisan  basal  dan perdarahan menstruasi dimulai.

  SIKLUS OVULASI
   Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel.
  Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan  LH  sebelum terjadi  ovulasi  mempengaruhi  folikel  yang terpilih.
  Di dalam  folikel  yang terpilih,  oosit matur dan terjadi  ovulasi,  folikel yang kosong memulai berformasi menjadi  korpus luteum.  Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron.
  Apabila tidak terjadi  implantasi, korpus luteum  berkurang dan kadar hormon menurun. Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya luruh. 

 SIKLUS HIPOFISIS-HIPOTALAMUS
   Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar  estrogen dan progesteron  darah menurun. Kadar hormon  ovarium  yang rendah dalam darah ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising hormone (Gn-RH).
      Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi  folikel stimulating hormone (FSH). FSH menstimulasi perkembangan  folikel de graaf ovarium dan produksi estrogennya. Kadar  estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus memicu hipofisis anterior  untuk mengeluarkan  lutenizing hormone (LH). 
     LH mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi  fertilisasi dan  implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum menyusut, oleh karena itu kadar  estrogen  dan  progesteron  menurun, maka  terjadi menstruasi.

 FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM SIKLUS MENSTRUASI 
             Menurut  Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor  yang memegang
  peranan dalam siklus menstruasi antara lain:
  FAKTOR ENZIM
     Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan  pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi.
Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika  kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme  endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.

 FAKTOR VASKULER
                         Mulai fase proliferasi terjadi  pembentukan sistem vaskularisasi
dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan  akhirnya terjadi nekrosis dan  perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena. 

 FAKTOR PROSTAGLANDIN
                        Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2  dan F2.
Dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan  menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid.

 MENARCHE
     Usia saat anak perempuan mulai mendapat menstruasi pertama kali
(Menarche) sangat bervariasi. Menarche, biasanya terjadi pada usia 8-14 tahun (Prasetyaningtyas, 2007). Menstruasi merupakan tanda seorang wanita memasuki masa pubertas, biasanya dimulai saat berumur 8-10 tahun dan berakhir lebih kurang usia 15-16 tahun (Proverawati,2009).

  FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE
    Usia menarche  dipengaruhi oleh genetik, gizi, lingkungan sosial dan  status sosial ekonomi (Proverawati, 2009).
1)      Faktor genetik
    Mempengaruhi terjadinya  menarche  karena anak wanita yang mempunyai kelainan tertentu selama dalam kandungan mendapatkan menarche pada usia yang lebih lambat.  
2)  Faktor gizi
        Usia dalam mandapatkan menarche  sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perbaikan gizi. Semakin tinggi kualitas gizi yang dikonsumsi masyarakat saat ini memicu menstruasi dini.  Penelitian Alin Yaotu Padmavati menyatakan bahwa wanita yang vegetarian kejadian menarche lebih lama, orang yang non vegetarian menarche nya lebih awal daripada yang vegetarian.    
3) Faktor lingkungan sosial
        Menurut sebuah penelitian bahwa lingkungan sosial  berpengaruh terhadap waktu terjadinya  menarche. Salah satunya lingkungan keluarga, lingkungan keluarga yang harmonis dan adanya keluarga besar yang baik dapat memperlambat terjadinya menarche dini.  
4) Faktor status sosial ekonomi 
       Menarche  terlambat terjadi pada kelompok sosial ekonomi sedang sampai tinggi yang memiliki selisih sekitar 12 bulan, hal ini telah diteliti di India berdasarkan pendapatan perkapita.

 DATING ENDOMETRIUM
      Untuk menentukan hari yang  tepat dari siklus menstruasi disebut  dating endometrium. Dating dilakukan pada masa sekresi, oleh karena berbeda dari fase proliferasi, fase ini menunjukkan perubahan perubahan yang nyata setiap harinyadengan perubahan morfologi tertentu.
     Jika siklus haid 28 hari dan perkiraan ovulasi terjadi pada hari ke 14, maka 36– 48 jam setelah  ovulasi belum terlihat perubahan yang menonjol pada endometrium. Karena itu dating hari ke 14 dan ke 15  tidak berguna dilakukan, dan sebaliknya baru dilakukan pada hari ke 16.
    Hari ke 16 : Vakuola basal subnukleus terlihat pada banyak kelenjar. Hari ini hari terahir pseudostratifikasi barisan inti. Terlihat mitosis pada kelenjar kelenjar dan stroma.
   Hari ke 17 : Nukleus dari kelenjar kelenjar tersusun dalam satu baris, dengan sitoplasma yang homogen diatasnya dan vakuola yang besar besar di bawahnya.
Pseudostratifikasi menghilang, mitosis di kelenjar dan stroma jarang.
   Hari ke 18 : Sebagian vakuola mengecil karena sebagian isinya dilepaskan ke arah sitoplasma sekitar lumen dan kemudian termasuk ke dalam lumen. Karena vakuola subnukleus ini mengecil maka nukleus mendekati basis dari sel. Tidak
terlihat mitosis pada saat ini.
       Hari ke 19 : Hanya sebagian kecil vakuola terlihat. Sepintas lalu gambarannya menyerupai hari ke 16. Dapat terlihat  sekresi intraluminal. Tidak terdapat pseudostratifikasi dan mitosis.
     Hari ke 20 : Vakuola subnukleus hanya satu satu. Sekresi intraluminal tampak jelas.
     Hari ke 21 : Mulai terlihat perubahan perubahan pada stroma. Sel sel stroma mempunyai nukleus yang gelap dan padat. Mulai adanya edema stroma.
    Hari ke 22 : Edema stroma mencapai maksimum. Sel sel stroma tampak kecil, padat. Mulai terlihat arteri spiralis dengan dindingnya yang tipis. Sekresi intaluminal aktif, tetapi mulai berkurang.
    Hari ke 23 : Edema stroma menetap. Kondensasi stroma pada sekitar arteri
spiralis. Dapat juga dijumpai mitosis.
    Hari ke 24 : Kumpulan sel sel pradesidua tampak jelas disekeliling arteriola.
Mitosis aktif, edema berkurang. Endometrium akan mulai berinvolusi, kecuali terjadi kehamilan.
    Hari ke 25 : Sel sel pradesidua  mulai terdapat di bawah sel sel epitel permukaan. Sedikit edema sekitar arteriola. Sedikit infiltrasi limfosit pada stroma.
    Hari ke 26 : Sel sel pradesidua mengelompok di seluruh stroma disertai infiltrasi sel sel leukosit polinuklear.
    Hari ke 27 : Pradesidua menonjol sekitar pembuluh darah dan di bawah epitel permukaan. Jelas terlihat infiltrasi sel sel leukosit polinuklear.
    Hari ke 28 : Mulai terlihat daerah dengan nekrosis (focal nekrosis), dan daerah daerah kecil dengan perdarahan dalam stroma. Infiltrasi sel sel leukosit polinuklear sangat banyak. Kelenjar  kelenjar kelihatan mengalami  secretory exhaustion. 

  GANGGUAN HAID
         Ada 2 macam gangguan saat haid  menurut Prasetyaningtyas ( 2007), yaitu:
1) Gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid dan siklusnya, khususnya dalam  masa reproduksi dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
a)  Kelainan Dalam Banyaknya Darah
(1) Hipermenorea atau Menoragia
    Hipermenorea adalah perdarahan haid yang lebih banyak atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari). Sebab kelainan ini terletak pada kondisi dalam rahim, karena rahim mempunyai permukaan yang lebih luas dari biasanya.
(2) Hipomenorea                                                                               
   Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih sedikit dari biasanya. Sebabnya antara lain karena ganggauan endokrin, atau karena pengangkatan mioma dalam uterus.
b)  Kelainan Siklus
(1) Polimenorea 
     Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Polimenorea dapat disebabkan karena gangguan hormonal yang  mengakibatkan gangguan ovulasi, sumbatan pada ovarium, peradangan.
(2) Oligomenorea 
    Pada oligomenorea siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Perdarahan pada oligomenorea biasanya berkurang. Pada kasus ini kesehatan wanita tidak terganggu, dan kesuburan cukup baik. 
(3) Amenorea 
    Amenorea adalah keadaan tidak terjadinya haid selama 3 bulan berturut-turut. Ada 2 jenis amenorea:
(a) Amenorea Primer
    Disebut amenorea primer bila seorang wanita 18 tahun ke atas tidak pernah mendapat haid. Pada kasus ini penyebabnya sulit diketahui 
(b) Amenorea Sekunder 
  Amenorea sekunder terjadi bila seorang wanita usia 18 tahun ke atas pernah mendapat haid sebelumnya. Penyebab kasus amenorea sekunder bisa karena gangguan gizi, gangguan metabolism, tumor, penyakit infeksi.

 GANGGUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKNYAMANAN FISIK SAAT MENSTRUASI
    Banyak wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi datang, ketidaknyamanan fisik tersebut, diantaranya:
a) Pramenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)
     Premenstrual  tension  merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang. Keluhan-keluhan terdiri atas gangguan emosional berupa rasa malas, gelisah, sulit tidur, nyeri kepala. Penyebabnya tidak jelas tetapi satu faktor yang mungkin memegang peranan penting yaitu,  ketidakseimbangan antar hormone progesterone dan estrogen.
b) Mastalgia 
    Gejala mastalgia adalah rasa nyeri dan pembesaran payudara sebelum haid. Penyebabnya dalah terjadi penumpukan cairan karena pengaruh dari peningkatan kadar hormon.
c) Mittelschmerz (Rasa nyeri pada ovulasi)
     Mittelschmerzn  atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan haid, pada saat ovulasi. Rasa nyeri yang mungkin terjadi mungkin  ringan, tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya beberapa jam, tetapi untuk beberapa kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan
d) Dismenorea 
    Perempuan yang sedang haid seringkali mengalami dismenore atau nyeri haid. Nyeri ini biasanya terjadi sebelum dan selama berlangsungnya haid yang terkadang disertai rasa mual yang hebat. Dismenorea ini dibedakan menjadi 2 macam , dismenorea primer dan sekunder
(1) Dismenorea Primer 
Adalah nyeri haid yang dialami tanpa kelainan pada alat-alat reproduksi. 
  (2) Dismenorea Sekunder 
Adalah nyeri haid kerena adanya kelainan pada alat-alat reproduksi, jadi dismenorea dapat terjadi karena penyakit-penyakit tertentu, misalnya adenomiosis uteri, endometriosis. 
e) Vicarious Menstruation
   Istilah ini dipakai untuk kasus-kasus tertentu yang jarang dijumpai, dimana terjadi perdarahan diluar alat reproduksi yang sifatnya periodi dan sesuai dengan siklus haid. Tempat perdarahan yang paling sering adalah mukosa hidung berupa mimisan (epistaksis).
  
 KEBERSIHAN ALAT GENITAL WANITA SELAMA MENSTRUASI
  PENGERTIAN KEBERSIHAN 
     Dalam Kamus  Besar Bahasa Indonesia (1995) disebutkan bahwa bersih berarti bebas dari kotoran. Sedangkan kata kebersihan yaitu keadaan yang menurut kepercayaan, keyakinan, akal atau pengetahuan manusia dianggap tidak mengandung noda atau kotoran.

  ANATOMI ORGAN REPRODUKSI WANITA  
     Sebelum melakukan perawatan pada alat kelamin perempuan saat menstruasi, sebaiknya perempuan khususnya remaja memahami anatomi alat kelamin perempuan. Anatomi reproduksi perempuan terdiri atas 2 macam, yaitu genetalia eksterna dan genetalia interna.
1) Genetalia Eksterna
a)  Vulva 
      Suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae eksternum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina
(Widyastuti, 2009).
b)  Mons veneris 
     Bagian yang menonjol di atas simfisis dan pada wanita dewasa
ditutupi oleh rambut kemaluan sebagai tanda seksualitas    sekunder
(Sarwono, 2007).
c)  Labia Mayora
     Lapisan lemak dengan bentuk lipatan seperti bibir, terdiri atas bagian kanan dan kiri,  lonjong mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak serupa dengan yang ada di mons veneris (Sarwono, 2006).
d)  Labia Minora
     Lipatan jaringan tipis sebelah dalam dari labia mayora dan merupakan jalan masuk ke vagina. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf sehingga merupakan  bagian yang
sensitif (Widyastuti, 2009).
e)  Clitoris 
     Organ kecil yang terdiri dari korpus yang banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif dan berperan besar dalam fungsi seksual kaitanya  dengan pencapaian orgasme (Widyastuti,
2009).
f)  Introitus/orificium Vagina
     Bagian/lubang vagina. Beberapa millimeter lebih ke dalam tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu, selaput dara/hymen pada waktu masih
perawan (Widyastuti, 2009). 
g)  Perineum
     Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (Widyastuti, 2009).

2)  Genetalia Interna
a)  Vagina
     Saluran yang elastis, berbentuk tabung panjang sekitar 9-11 cm, berawal dari introitus vagina dan berakhir pada rahim (Widyastuti,
2009).
b)  Uterus 
     Organ muskular berbentuk seperti buah  peer  yang terbalik, dilapisi peritoneum, dengan berat sekitar 30 gram. Selama kehamilan uterus berfungsi sebagai tempat implantasi hasil konsepsi yang mana
bagian yang paling sering untuk implantasi adalah  fundus uteri (Widyastuti, 2009). 
c)  Servik uteri
     Servik uteri merupakan bagian terbawah uterus. Portio merupakan bagian terendah dari rahim /uterus yang menonjol ke dalam vagina  (Widyastuti, 2009).
d)  Salping/tuba falopii
     Merupakan organ saluran sel telur/ovum (Widyastuti, 2009).
e)  Ovarium 
     Merupakan organ berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, terdiri dari sepasang kiri dan kanan. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel primordial menjadi folikel de Graaf, selanjutnya terjadi  ovulasi. Ovarium mensintesis hormon steroid yaitu, progesterone dan estrogen (Widyastuti, 2009).

  GEJALA INFEKSI SAAT MENSTRUASI
              Pada saat  menstruasi, pembuluh darah dalam rahim sangat mudah terkena infeksi, sehingga kebersihan vagina harus dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan penyakit pada saluran reproduksi. Gejala infeksi vagina yang umum  terjadi, seperti vaginitis bacterial, trichomonas vaginalis, kandidiasis vulvovaginal, dapat terjadi sepanjang kehidupan wanita. Sindroma syok toksik, suatu gangguan system yang tidak umum, tetapi berorientasi mengancam kehidupan, dapat terjadi pada wanita yang menggunakan pembalut selama menstruasi (Bobak, 2004).

 FAKTOR-FAKTOR TERJADINYA INFEKSI
    Beberapa penyakit  yang mudah menyerang pada wanita adalah terjangkitnya infeksi jamur dan bakteri. Kondisi tersebut biasanya terjadi pada saat wanita dalam situasi menstruasi. Salah satu penyebabnya yaitu:
1)  Bakteri yang ada pada pembalut biasa atau kurang berkualitas. Pembalut tersebut menjadi wadah dan sarana perkembangbiakan bakteri yang merugikan. 
2)  Tidak mencuci tangan sebelum membuka dan memasang pembalut. 
3) Tidak Memperhatikan tanggal kadaluarsa yang tertera pada pembalut. Memperhatikan tanggal kadaluarsa pembalut merupakan hal penting, untuk menjaga kualitas pembalut. Pemakaian pembalut yang kadaluarsa akan berakibat timbulnya bakteri sehingga dapat terjangkit infeksi vagina dan jamur
4)  Menyimpan pembalut pada tempat yang lembab. Tempat lembab merupakan sarana terjadinya perkembangbiakan bakteri. 
5)  Pemakaian pembalut yang terlalu lama dipakai dan didiamkan akan menyebabkan masuknya kuman ke dalam tubuh melalui vagina, lalu merembet ke atas, melewati mulut rahim. Saat kuman tersebut sudah merajalela, dapat menyebabkan peradangan, perekatan, lalu menyumbat saluran telur sehingga berakibat kemandulan (Andira, 2010).
 CARA MENCEGAH INFEKSI
        Menurut beberapa ahli  cara mencegah dari infeksi jamur selama menstruasi dengan menjaga kebersihan daerah kelamin, serta melakukan perawatan organ reproduksi, selama haid sebaiknya melakukan beberapa hal berikut:
1)  Harus mengganti pembalut secara teratur 2-3 kali atau setelah mandi dan buang air kecil (Andira, 2010). 
2)  Mengggunakan pembalut berbahan lembut, menyerap dengan baik, tidak mengandung bahan yang membuat alergi (parfum dan gel) dan merekat dengan baik pada celana dalam (Baradero, dkk, 2007). 
3)  Pembalut perlu diganti sebanyak 4-5 kali dalam sehari untuk menghindari pertumbuhan bakteri yang berkembang biak pada pembalut ke dalam vagina (Baradero, dkk, 2007). 
4)  Jika membuang pembalut sebaiknya dibungkus sebelum dibuang ketempat sampah. Untuk pembalut lainnya (dari kain)  sebaiknya sebelum dicuci, rendam terlebih dahulu memakai sabun pada tempat tertutup (Andira, 2010).
  
CARA MENJAGA KESEHATAN VAGINA
    Prasetyaningtyas (2007) untuk menjaga kesehatan vagina selama menstruasi, perempuan setidaknya memahami beberapa hal ini:
1)  Ganti pembalut sesering mungkin saat menstruasi. Darah yang keluar bisa menjadi media tumbuhnya kuman apabila terlalu lama tidak diganti. Idealnya mengganti pembalut 4 jam sekali (Proverawati, 2009).
2)  Saat membersihkan vagina, bilas dari arah  depan ke belakang. Cara ini dilakukan untuk menghindari terbawanya kuman dari anus ke vagina. Lebih baik air untuk membersihkan langsung ditadah dari kran biasa atau dengan air semprot. Air yang terkumpul di ember bisa terkontaminasi air kencing orang lain, spora, jamur, atau kuman.
3)  Jaga organ kelamin agar tidak lembab setelah buang air kecil atau buang air besar. Bilas vagina sampai bersih, kemudian keringkan sebelum memakai celana dalam. Usahakan sagar daerah kemaluan dan selangkangan selalu bersih dan kering apalagi bagi perempuan bertubuh gemuk, karena suasana lembab sangat disukai jamur.
4)  Gantilah celana dalam sekurang-kurangnya 2-3 kali sehari 
5)  Sebaiknya tidak mengenakan celana terlalu ketat, berbahan nilon, jeans, dan kulit. Pakai celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat. Panty liner sebaiknya hanya digunakan antara 2-3 jam.
6)  Jangan biarkan celana basah atau lembab karena memberi peluang tumbuhnya jamur.

 CARA UNTUK MENGHINDARI ALERGI KULIT ORGAN INTIM
    Dwikarya (2005) agar saat menstruasi terhindar dari alergi kulit organ intim, yang harus dilakukan, yaitu:
1)  Ganti jenis atau merek pembalut jika terjadi alergi atau iritasi kulit,  mungkin saja iritasi tersebut karena pembalut yang digunakan.
2)  Saat mandi, daerah radang atau iritasi jangan dibilas dengan air ledeng, pakailah air aquadest.
3)  Hindari pemakaian sabun untuk sementara waktu hingga radang atau iritasi mereda.
4)  Pilihlah sabun lunak ber-PH rendah.
5)  Gunakan sabun cuci pakaian yang lembut untuk mencuci celana dalam dan oleskan krim anti alergi dengan lembut dan hati-hati.
6)  Jangan menggaruk daerah iritasi jika terasa gatal. Sebagai ganti garukan, kompres dengan menggunakan handuk yang dicelup air es pada bagian yang gatal.
7)  Hindari penyebab alergi dan iritasi.

 HAL-HAL YANG DILARANG PADA SAAT MENSTRUASI
1)  Berhubungan Seksual
    Hubungan seksual yang dilakukan ketika perempuan sedang
menstruasi secara tegas dilarang dalam ajaran agama. Namun terlepas
dari itu, secara medis pun berhubungan intim di kala perempuan
sedang haid tidak disarankan. Beberapa alasan medis yang
menyertainya antara lain:
a) Tidak Steril
         Pada saat menstruasi jaringan luar rahim mengalami pelepasan. Peristiwa ini diikuti dengan membukanya pembuluh darah di daerah tersebut. Kondisi ini menyebabkan organ reproduksiperempuan menjadi tidak steril, sehingga tidak aman bila berhubungan seksual.
b) Menyebabkan infeksi 
        Bersama dengan perdarahan yang terjadi dimungkinkan munculnya kuman. Kuman-kuman ini bisa jadi akan menyebabkan infeksi kalau si perempuan melakukan hubungan seksual.

2)  Terbelenggu Mitos 
         Larangan memotong rambut, menggunting kuku dan keramas selama haid tidak memiliki penjelasan secara medis, khususnya larangan keramas. Perempuan  yang sedang menstruasi justru harus menjaga kebersihan anggota tubunya.
3)  Berenang 
         Pembuluh darah yang membuka dapat mengecil ketika kontak dengan air. Kontak dengan air yang dimaksud adalah berenang, menyelam, berendam di bath tub, whirlpool, dan sejenisnya. Penting diketahui, sebab banyak beredar anggapan yang salah, perempuan yang sedang menstruasi darahnya akan berhenti ketika berada dalam air. Padahal tidak dapat memastikan air yang digunakan untuk berendam itu steril. Bisa jadi kolam renang atau air laut mengandung banyak kuman yang dapat menyebabkan infeksi, apalagi berendam dalam waktu yang lama.